Jumat, 15 Februari 2013


Tentang Prilaku Seks Bebas di Kalangan Remaja



Menurut data hasil survey KPAI, sebanyak 32 persen remaja usia 14-18 tahun di Jakarta, Surabaya, dan Bandung pernah berhubungan seks. Salah satu pemicunya, muatan pornografi yang diakses via internet. Kepada remaja, jangan pernah menulis sejarah dengan tinta benci dendam di atas halaman putih ketulusan orangtua.

Fakta lainnya, sekitar 21,2 persen remaja putri di Indonesia pernah melakukan aborsi. Selebihnya, separuh remaja wanita mengaku pernah bercumbu. Survei KPAI juga menyebutkan, 97 persen perilaku seks remaja diilhami pornografi di internet. Dunia internet adalah dunia yang menyebarkan "kebohongan yang positif", termasuk soal seks.

Di Jakarta, menurut Riset Strategi Nasional Kesehatan Remaja yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Survei yang dilakukan BKKBN menyebutkan 5,3 persen pelajar SMA di Jakarta pernah berhubungan seks. Dan 63 persen remaja di beberapa kota besar di Indonesia telah melakukan seks pra nikah. Dari hasil survei yang dilakukan Annisa Foundation ditemukan 42,3 persen remaja SMP dan SMA di Cianjur, Jawa Barat, pernah berhubungan seks.

Tentang seks pranikah, dr Boy Abidin, Sp.OG, dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, mengatakan, ancaman nyata adalah kehamilan di luar nikah serta aborsi yang tidak aman. "Mayoritas remaja percaya hubungan seks yang dilakukan satu kali tidak menyebabkan kehamilan, padahal faktanya tidak demikian," katanya.

"Sejak dini remaja perlu dibekali dengan informasi yang benar tentang tubuhnya, seksualitas, dan organ reproduksi," tuturnya. Kenyataannya, pengetahuan remaja mengenai metode kontrasepsi dan hubungan seks yang aman dinilai masih pas-pasan bahkan rendah. Wow, ayah dan ibu silakan meratap karena berakhir sudah kebohongan yang dibangun dari dunia bisik-bisik malam kelam.

Survei internasional yang dilakukan Bayer Healthcare Pharmaceutical terhadap 6.000 remaja di 26 negara mengungkapkan, ada peningkatan jumlah remaja yang melakukan seks tidak aman.

"Di mana pun negara Anda tinggal, hambatan informasi menjadi penyebab para remaja ini menerima informasi yang salah mengenai seks dan kontrasepsi," kata Denise Keller, salah satu peneliti survei itu.

Alih-alih mewacanakan seks dan remaja, sebuah stasiun televisi swasta pekan ini mengilustrasikan topik itu dengan menayangkan gambar seorang remaja putri bercelana minim dan berkaos ketat selengan. Dia berjalan bergandengan tangan bersama teman prianya. Mengapa yang justru diobyekkan gambar seorang perempuan manakala bicara soal seks dan remaja?

Tayangan media televisi dan inetrnet kerapkali menafikan kekhasan tubuh perempuan, yakni tubuh yang mengalami menstruasi secara berkala, tubuh yang memiliki payudara dan mempunyai rahim. Tayangan itu mengambil alih tubuh pria untuk menyebut pengalaman kebertubuhan perempuan. Ini bias pria ketika bicara soal seks dan remaja.

Bias itu "dicibir" oleh filsuf Simone de Beauvoir. Katanya, seseorang tidak dilahirkan sebagai perempuan tetapi dikonstruksikan oleh situasi sosial, historis, kultural dan ekonomisnya menjadi perempuan. Slogan populernya, "One is not born a woman, one becomes one." Bagi pria, perempuan dipandang sebagai obyek seks (The Other, Sang Liyan), sementara pria dilihat sebagai Sang Subyek.

Bagaimana orangtua menyikapinya? Ketika berbicara soal seks kepada remaja, jangan pernah berbicara dan berlaku seperti layaknya agen rahasia Israel Mossad yang punya semboyan, "Kau akan berperang dengan tipu muslihat." Bukankah mantan agen Mossad, Victor Ostrovsky menulis bahwa persepsi adalah segalanya, karena itu informasi harus dikendalikan dan dimainkan dengan kebohongan.

Jauhi cara-cara yang meniru gaya Mossad manakala orangtua bicara soal seks di hadapan remaja. Gunakan model pendekatan ruang lingkup kebudayaan (circulo de cultura) yang dipopulerkan oleh tokoh pendidikan Amerika Latin Paulo Freire.

Maksudnya, berikan rasa aman dan penerimaan seluas-luasnya kepada remaja sebagai pribadi yang berhak berkembang. Remaja menamai jagat dunia seksnya sendiri. Bukan jagat dunia seks versi orangtua. Caranya, temukan dan bicarakan bersama-sama topik-topik ngetrend soal seks dan remaja.

Dan tuan putri YYX bertutur, "Dengan ibu, aku membicarakan segalanya, dari pengalaman pacaran, sampai my first kiss. Segalanya lapor sama ibu. Ibu adalah penguasa tunggal di hatiku." Saat itu juga, Dewi Aphrodite meminta para pelayannya untuk menyelubungi dirinya dengan menggunakan kerudung tipis.

Aphrodite menyukai sajian bunga-bunga putih, pohon apel, dan bunga ros. Wahai remaja, berikan ibumu persembahan bunga-bunga khas Aphrodite seraya berdoa, "Seks adalah cara untuk mendekatkan diri dengan Tuhan."

Pergaulan Bebas Pada Kalangan Remaja


Saat ini pergaulan bebas yang melebar luas dimana saja, dan umumnya bagi para kaum remaja. Usia anak remaja adalah usia yang sangat mudah terpengaruh oleh apa saja atau usia fuber, dimana pada saat-saat itulah remaja merasa dirinya paling benar. Oleh sebab itu remajalah yang paling banyak korban dari pergaulan bebas.
Saat ini kita ketahui banyak remaja melakukan pergaulan bebas, seperti seks di luar nikah, mengkonsumsi barang-barang terlarang, hiburan malam, dan pergaulan lain. Bisa kita lihat anak-anak remajalah yang menjadi korban dalam pergaulan bebas tersebut, dan tidak menutup kemungkinan banyak anak-anak remaja sekolanya putus ditengah, karena mereka merasa lebih penting pergaulan bebas dari pada sekolah.

Padahal mereka tidak mengetahui betapa pentingnya sekolah untuk masa depan mereka, sementara pergaulan bebas hanya membuahkan penyasala dikemudian hari. Orang-orang yang mau melakukan pergaulan bebas akan menimbulkan hal-hal negatif seperti, Mereka tidak peduli dengan hal-hal sosial disekitarnya, jiwa mereka juga akan terganggu, manyamaratakan semua orang, dan lain-lain.

Faktor-faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas adalah: rasa gengsi, pengen tahu,broken home, hidup sendiri,faktor keluarga.
Hal tersebut akan menimbulkan sikap-sikap yang tidak punya santun kepada siapa saja, bahkan kepada orang tua mereka. Betapa kecewanya orang tua melihat anaknya seperti itu. Hal tersebut akan merugikan diri sendiri karena kemudian hari mereka akan sadar dengan sikap-sikap mereka.
Akan tetapi remaja juga bisa tidak terkena pergaulan tersebut apabila para remaja mengambil kesibukan seperti, sibuk dengan les sekolah, sibuk dengan sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah, mengikuti kebaktian-kebaktian agama, ikut sosial dalam lingkungan, dan lain-lain sehingga tidak ada waktu untuk bermain. Karena apabila sedikit melangkah salah maka akan menjadi korban karena pergaulan bebas ada dimana-mana.

Dampak Positif Pergaulan Bebas

Senin, 27 Februari 2012.
05 Aug 2011 - positif yang signifikan faktor lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Kalianget, (2) Terdapat pengaruh positif yang signifikan faktor lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Kalianget, (3) Terdapat pengaruh positif yang signifikan faktor lingkungan mayarakat terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Kalianget. Faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (faktor ... pergaulan anak khususnya teman bergaul. Teman bergaul seharusnya bisa diajak belajar bersama dan memberikan bantuan atau solusi ketika siswa mengalami kesulitan belajar. (4) Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan penelitian sampel dengan wilayah populasi yang lebih luas dan mengembangkan permasalahan yang terkait dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian hasil yang diharapkan dapat mengungkap lebih banyak permasalahan dan memberikan hasil temuan penelitian yang lebih berarti dan b ... bebas (faktor eksternal) sebesar 58,3 % sedangkan sisanya 41,7 % disebabkan oleh variabel lain. Dari hasil penelitian diketahui bahwa lingkungan keluarga merupakan variabel yang paling efektif dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang simultan dan parsial yang positif signifikan faktor eksternal terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMAN 1 ...
ABSTRAK Agustin, Sri. 2008. Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Kalianget. Skripsi, Jurusan Ekonomi Pembangunan Program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dra. Sri Umi Mintarti W, S.E. M.P. Ak. (2) Dr. Hadi Sumarsono, ST, M.si. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Melalui pendidikan diharapkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sangat diperlukan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Pendidikan memiliki peran penting dalam mencerdaskan bangsa. Proses belajar tidak selalu berhasil, hasil yang dicapai antara siswa yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan. berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya tapi digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Guru ekonomi harus mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi prestasi siswa dalam pelajaran ekonomi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor eksternal. Faktor internal sangat mempengaruhi belajar siswa namun faktor internal dipengaruhi oleh faktor eksternal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang kondisi dan pengaruh faktor eksternal (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat) secara parsial maupun simultan terhadap prestasi ...

Dampak dari Pergaulan Bebas

OPINI | 08 February 2012 | 16:21 Dibaca: 4952   Komentar: 2   1 aktual
Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas.Hampir diseluruh ota di Indonesia terdapat remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual, mereka terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh.
Demikian pula masalah remaja terhadap penyalahgunaan narkoba semakin memprihatinkan.Berdasarkan data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Pebruari 2005 tercatat 623 orang, sebagian besar menyerang usia produktif. Penderita tersebut terdiri atas usia 5-14 tahun satu orang, usia 15-19 tahun 21 orang, usia 20-29 tahun 352 orang, usia 30-39 tahun 185 orang, usia 40-49 tahun 52 orang dan 50 tahun ke atas satu orang.
semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu mengembangan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting.
“Pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja menjadi model pemberdayaan masyarakat yang bertujuan menumbuhkan kesadaran dan peranserta individu memberikan solusi kepada teman sebaya yang mengalami masalah kesehatan reproduksi”.
Ada keinginan sekelompok masyarakat agar aborsi dilegalkan, dengan dalih menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia. Ini terjadi karena tiap tahunnya peningkatan kasus aborsi di Indonesia kian meningkat, terbukti dengan pemberitaan di media massa atau TV setiap tayangan pasti ada terungkap kasus aborsi. Jika hal ini di legalkan sebgaimana yang terjadi di negara-negara Barat akan berakibat rusaknya tatanan agama, budaya dan adat bangsa. Berarti telah hilang nilai-nilai moral serta norma yang telah lama mendarah daging dalam masyarakat. Jika hal ini dilegal kan akan mendorong terhadap pergaulan bebas yang lebih jauh dalam masyarakat.Orang tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seks. Sedangkan pelepasan tanggung jawab kehamilan bisa diatasi dengan aborsi.
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis.
Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah Melakukan aborsi adalah :
  • Kematian mendadak karena pendarahan hebat.

  • Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

  • Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.

  • Rahim yang sobek (Uterine Perforation).

  • Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.

  • Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).

  • Kanker indung telur (Ovarian Cancer).

  • Kanker leher rahim (Cervical Cancer).

  • Kanker hati (Liver Cancer).

  • Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.

  • Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy).

  • Ineksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).

  • Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin.
MAKALAH DAMPAK PERGAULAN BEBAS ini merupakan sebuah makalah tentang pergaulan bebas ditinjau dari sisi Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Makalah berjudul Life Style (Pergaulan Bebas) ini disusun oleh mahasiswa Universitas Negeri Manado guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.

Pergaulan bebas

Masalah yang coba diangkat dan dibahas dalam makalah ini natara lain:
  1. Pengertian pergaulan bebas
  2. Dampak dan akibat dari pergaulan bebas
  3. Penyakit HIV/AIDS
  4. Abostus/Aborsi

Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja (Penyebab dan Dampaknya)

      Kalau kita membicarakan dan membahas tentang pergaulan bebas,sudah pasti kita akan berhubungan dengan anak remaja karena banyak korbannya adalah dari kalangan remaja.Masa remaja bagi semua orang dan juga menurut saya adalah masa yang paling indah atau berseri.Di masa itu juga proses pencarian jati diri seseorang berlangsung.Dan pada proses itulah banyak para remaja yang terjebak ke dalam pergaulan bebas tersebut karena tidak mengetahui dampak buruk bagi dirinya sendiri.Pergaulan bebas di kalangan remaja saat ini telah mencapai titik kekhawatiran yang sangat tinggi atau cukup parah,terutama seks bebas dan penggunaan obat-obatan terlarang.
          Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah.Hal ini di karenakan sekarang mereka sangat begitu  mudah memasuki tempat-tempat khusus orang-orang dewasa.Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja,namun sudah merambat sampai ke anak SMP.
Dan pada saat ini banyak sekali orang-orang yang melakukan perbuatan keji dan tidak berkeprimanusiaan untuk menutupi aib nya,yaitu dengan melakukan aborsi.Padahal mereka tahu akibat aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan tubuhnya sendiri dan keselamatannya secara fisik.Bahkan bukan hanya pada kesehatan dirinya sendiri, tetapi juga sangat berdampak hebat bagi keadaan mental seseorang yang melakukan aborsi tersebut.Namun demi menutupi aib yang ia timbulkan sendiri,ia rela mempertaruhkan nyawanya sendiri. Oleh karena itu jika tidak secepatnya di  atasi,akibat pergaulan bebas ini akan sangat membawa dampak negatif dan efek yang buruk bagi perkembangan zaman.
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar.Kebanyakan remaja ini ingin di puji dan di katakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang berkelanjutan.Maksud dari salah bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku,karena gaul tidak harus melakukan seks bebas,tidak harus menggunakan obat-obatan terlarang,dan semua hal yang melanggar hukum.Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke depan sebelum melakukan sesuatu hal,apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya bagi diri kita,keluarga dan orang lain.
Di bawah ini saya memiliki opini beberapa faktor utama yang menjadi penyebab dan awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas,yaitu :
  • Faktor agama dan faktor iman, faktor ini adalah hal yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Apabila kurang pengetahuan akan agama dan kurangnya iman yang tertanam di dalam diri kita,maka akan sangat mudah setan-setan yang ada di dalam diri atau fikiran kita mendorong untuk melakukan hal-hal negatif yang sangat bertentangan dengan agama dan hukum yang berlaku.Namun jika memiliki pengetahuan akan agama dan iman yang kuat, insya allah kita tidak akan mudah terpegaruh dan terjerumus ke dalam hal-hal negatfi tersebut.Karena otomatis kita akan langsung memikirkan dampak apa yang akan terjadi ke depannya atau di kemudian hari.
  • Faktor lingkungan seperti orang tua, teman dan tetangga, ya di dalam faktor ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas di karenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering mereka sebut dengan broken home.Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi juga adalah karena terjerumus atau terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan pujian atau ingin di bilang “gaul”.
  • Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan dapat memudahkan kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya kita sebagai seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin merasakannya atau mencobanya.
  • Faktor perubahan zaman, faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di zaman sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua umur yang menyediakan tayangan tanyangan yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa.Namun karena rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja menggunakan atau melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin mengetahui rasa dan ingin mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu pengawasan orang tua adalah hal yang sangat penting dalam faktor ini.
Namun semuanya kembali ke diri kita sendiri, mau menjadi orang yang seperti apa kita ? Jauhilah pergaulan bebas dan hal hal negatif yang berdampak sangat merugikan bagi diri  kita sendiri. Kita harus dapat menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan agama dan norma hukum yang berlaku agar terhidar dari hal-hal tersebut.Ingat lah kita sebagai remaja adalah calon penerus bangsa di masa depan, oleh karena itu jika kita melakukan hal-hal yang negatif tersebut mau jadi apa negara kita nanti ! Maka mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan diri kepada Tukan YME untuk mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar yang paling utama di dalam diri kita sendiri.